Jika kalian pernah belajar sejarah maka kalian akan mengenal sejarah yang satu ini, jalur Rel Kereta api peninggalan perang dunia kedua dimasa penjajahan jepang yang memiliki jalur rangkasbitung, saketi, dan bayah. Ternyata sisa bangunan stasiun maupun jembatan kereta api ini, sebagian masih dapat dilihat secara jelas, walaupun kebanyakan relnya sudah tidak ada lagi, karena beberapa stasiun, seperti Stasiun Malingping dan Stasiun Bayah, hanya tinggal berupa fondasi peron atau bahkan telah berubah menjadi permukiman warga, sekilas pemandangan sisa rel kereta api yang berada di pasar saketi pandeglang ini masih dipergunakan oleh warga sebagai penghubung perkampungan dengan pasar saketi.
Jika kalian melintasi pasar saketi dari arah malingping maka kalian akan melihat sisa rel kereta api ini berada disebelah kana jalan.
Jalur Kereta Api Saketi - Bayah ini dibangun pada zaman penjajahan Jepang pada tahun 1943, jalur tersebut tentu dibagian Wilayah Banten Selatan, Jalur yang memiliki lintansan sepanjang 89 kilometer ini, merupakan lintas cabang dari lintasan Rangkasbitung.
Pembangunan jalur kereta api ini dibangun dalam kurun waktu selama 14 bulanan, dimulai dari bulan Februari 1943 hingga bulan Maret 1944.
Jalur ini dibagun oleh pekerja romusha pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Jalur ini melewati sejumlah 29 jembatan, 9 stasiun dan 5 halte. Akan tetapi jalur ini hanya beroperasi beberapa tahun saja itu karena sayangnya jalur ini ditutup kembali pada tahun 1951.
Alasan Jepang membangun jalur ini untuk mengangkut batu bara dari wilayah Bayah, untuk memasok keperluan Perang Dunia ke dua, serta untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kereta api dan kapal laut, tepatnya di Banten selatan yaitu di Kecamatan Bayah, ditempat tersebut terdapat beberapa lokasi tambang batu bara terbesar yang belum dieksplorasi oleh Belanda.
Karena Potensi dari batu bara tersebut mencapai jumlah yang sangat besar yaitu 20-30 juta ton dengan ketebalan 80 sentimeter pada jaman tersebut.
Perlu kalian ketahui juga ternyata jalur kereta api Saketi - Bayah ini memiliki beberapa setasiun pada saat itu diantaranya :
- Stasiun Saketi disingkat (STI )
- Stasiun Jasugi disngkat (JSG )
- Stasiun Cimanggu disingkat (CMU)
- Stasiun Kaduhauk disingkat (KHK)
- Stasiun Jalupang disingkat (JLP)
- Stasiun Pasung disingkat (PUN)
- Stasiun Kerta disingkat (KERT)
- Stasiun Gintung disingkat (GIN)
- Stasiun Malingping disingkat (MLP)
- Stasiun Cilangkahan disingkat (CLA)
- Stasiun Sukahujan disingkat (SHJ)
- Stasiun Cihara disingkat (CHA)
- Stasiun Cisiih disingkat (CIS)
- Stasiun Bayah disingkat (BAH)
Namun sayangnya setasiun stasiun tersebut sudah tidak beroprasi atau tidak aktif lagi,
Karana setasiun stasiun tersebut sekarang ini hanya menjadi bukti sejarah dan peninggalan saja pada jaman penjajahan tersebut tapi tetap dijaga ya.
Mantap kang
BalasHapusSiap kang
Hapus